--> Skip to main content

Sayangi Istrimu Dan Cintai Anakmu Agar Rezeki mu Dilimpahkan Oleh Tuhan

-WAJAH IBU-

*Sebuah kisah nyata*

Aku adalah seorang wanita yang beruntung dalam karier.
Aku memiliki pekerjaan yang bagus diperantauan Jakarta.
Aku mempunyai penghasilan yang besar,
Dan aku bisa memenuhi semua kebutuhanku.
Hidup di Jakarta tidaklah gampang, bisa cukup makan saja sudah bersyukur dan itulah yang aku syukuri sebab bukan hanya cukup makan saja yang aku dapat tetapi aku bisa membeli rumah dan mobil serta kebutuhan lainnya, SEMUA TERCUKUPI !!!

----------

Suatu waktu aku mengenal seorang pria,
Aku melihat dia sangat baik hingga akhirnya kami putuskan berpacaran.
Tentunya sebagai seorang wanita, aku juga mengharapkan menemukan pendamping yang baik dan sepadan dengan aku.
Apalagi usiaku sudah mapan untuk berumah tangga.
Aku tidak mau seperti wanita lain yang terlalu semangat meniti karier sehingga melupakan masalah pendaping hidup.

Setelah sekian lama berpacaran, kami memutuskan untuk melanjutkan hubungan tersebut kejenjang pernikahan.
Segala sesuatunya kami persiapkan dari Jakarta hingga kami pulang ke Sumatra untuk melangsungkan pernikahan.

Pernikahan kami berjalan dengan baik, demikian juga dengan acara adat Batak berjalan sesuai rencana.
Kami menjadi pasangan yang paling berbahagia saat ini.
Beberapa hari di Sumatra rasanya benar benar aku menjelma menjadi Ratu yang didampingi oleh seorang Raja, hidup ku bahagia sekali.

Hingga akhirnya saat kami kembali ke Jakarta dan kami berdiri sendiri sebagai sebuah rumah tangga baru yang masih hijau diantara kepungan hingar bingar kota metropolitan, aku mulai merasakan ada sesuatu yang kurang.

Mungkin benar apa kata orang orang diluar sana tidak ada pria jujur di dunia ini.

Mungkin.......

Aku hanya membatin "Mungkin begitu....... "

----------

Aku merasakan perubahan sumiku, berbeda saat masih pacaran dulu.
Tapi aku tidak mau menjadikan itu beban.
Aku berpikir yang namanya rumah tangga baru harus dibina dengan CINTA supaya tetap tumbuh dan mekar.

Atas dasar cinta itulah aku sampai mengabaikan suamiku yang berubah dan tidak memberi gajinya kepadaku.

Suami ku itu kumat kumatan masalah uang, kadang dia beri, kadang cuma sedikit dan kadang tidak sama sekali.
Dia lebih sering tidak memberi gajinya kepadaku.
Tapi aku tidak peduli waktu itu sebab pekerjaanku juga bagus dan gajiku juga besar.


Aku tidak pernah curiga kepada suamiku sebab dasar dari sebuah rumah tangga adalah KEPERCAYAAN.

TETAPI tidak imbang juga rasanya jika hanya ISTRI yang BERUSAHA menjaga sementara SUAMI TIDAK perduli.

Apakah gambaran semua suami di dunia ini seperti itu ?
Apakah semua suami tidak pernah memikirkan dan menjaga kelangsungan rumah tangga ?

----------

Ahh sudah lah...
Aku tidak mau memikirkan hal hal yang menguras enerjiku, apalagi seiring berjalannya waktu ternyata Tuhan cepat menitipkan bayi di rahimku.
Aku mau fokus menikmati peranku sebagai calon ibu.
Memikirkan tumbuh kembang bayiku jauh lebih penting dari pada memikirkan suami yang jarang memberi gaji dan berubah sikap

----------

Hingga akhirnya hari yang kami tunggu tunggu tiba, Tuhan menghadiahkan rumah tangga kami dengan kehadiran seorang anak.
Bahagia rasanya menjadi Ibu dan aku melihat kebahagiaan yang sama dari suamiku.

Hari hari itu kami jalani dengan bahagia.
Lengkap rasanya rumah tangga kami.

Momen kelahiran anak pertama ini juga menjadi HARAPAN BARU bagi aku semoga suamiku semakin baik lagi kedepannya.

Tapi ternyata sama saja, tidak terlalu ada yang berubah drastis.
Biasa saja dan tetap tanpa gaji serta sikap yang semakin dingin.

Sebenarnya aku tidak pernah mengeluh.
Kami tinggal di Jakarta bukan mengontrak,
kami punya rumah sendiri, kami punya pembantu, gaji kami besar.
hanya saja gaji suami yang besar itu entah kemana perginya.
Praktis segala kebutuhan rumah aku yang kelola sendiri.
KALAU aku menyinggung masalah gaji bisa ribut, jadi lebih baik aku diamkan demi rumah tangga ini.

Apakah gajiku kurang ?
Tentu tidak, gaji ku sangat cukup untuk kebutuhan kami.
Hanya saja sebagai istri aku juga ingin bisa mengelola keuangan suami agar menjadi uang bersama.
Rasanya semua istri didunia ini akan berpikir hal yang sama bahwa "sebesar dan sekecil apapun gaji suami harusnya diberikan kepada istri" sebab banyak hal hal negatif yang bisa terjadi jika suami tidak mau memberi gajinya kepada istri.

----------

Suatu malam saat usia anakku 2 tahun terjadi sesuatu yang menyadarkan aku tentang satu hal yang selama ini tidak aku ketahui.....

Saat itu aku tidur lebih awal dari suami.
Aku ajak suami tidur tapi suami bilang duluan saja.
Aku tinggalkan suami diruang tamu menonton acara TV kesukaannya dan aku beranjak kekamar.

Aku tertidur pulas sambil memeluk anakku.

Tiba tiba aku bermimpi melihat almarhum ibuku.
Aku melihat ibuku cantik sekali dengan gaun panjang berwarna putih.
Aku melihat ibuku seperti ingin mengatakan sesuatu padaku.

Seperti nyata......

Aku terbangun dan aku melihat jam dinding sudah pukul 12.00 malam, aku melihat suamiku belum ada dikamar.

Aku keluar kamar menuju ruang tamu dengan maksud ingin mengajak suami tidur karena besok harus kerja lagi, supaya suami tidak begadang sampai pagi hanya gara gara menonton TV.

Saat berada diruang tamu, aku hanya melihat TV yang menyala tapi suamiku tidak berada disitu.

Tiba tiba badanku gemetar saat melihat sosok putih bersinar disudut meja makan.

"Ohhh Ibu... Itu almarhum ibuku..."

Ternyata mimpiku benar adanya bahwa Almarhum Ibuku datang menemui aku malam ini.

Aku melihat wajah ibuku berpaling kesatu arah dan secara spontan aku mengikuti arah itu...

Betapa terkejutnya aku melihat suamiku sudah berdiri gugup persis didepan pintu kamar pembantu.

Sedetik itu juga bayangan putih bersinar ibuku lenyap.

Aku marah tapi aku berusaha menutupi rasa marah itu.

Aku bertanya kepada suami kenapa ada disitu dan suami hanya menjawab baru dari dapur.

Dari dapur...? "Aku membatin dalam hati.

Segera aku benjak ke kamar dan suami ikut menyusul.

Sepanjang malam itu kami hanya diam membisu dan aku harus mencoba tenang menghadapi kenyataan yang baru saja aku saksikan meskipun hatiku sangat risau dan marah.

---------

Sejak kejadian itu almarhum ibuku selalu datang memberi tau segala sesuatu tentang apa yang tidak aku tau tentang suamiku.

Hingga suatu waktu aku memutuskan untuk menjual rumah, mobil dan segala apa yang kami punya di Jakarta dan kami memutuskan untuk pulang ke Sumatra.
Aku tidak mau hal buruk terjadi pada rumah tanggaku.
Aku lebih memilih berhenti bekerja dan lebih baik kami tinggal di Sumatra agar aku bisa menghilangkan sifat buruk suamiku.
Toh juga suamiku tidak bekerja lagi.
Benar adanya kata orang orang bahwa suami yang menghianati istri akan hilang rezekinya.

Kami kembali ke sumatra dan memulai hidup dari Nol.

----------

Malam ini aku memandangi wajah ibuku dibingkai foto.
Aku memeluk foto itu dalam dekapan hangat.

Air mataku mengalir tak henti...

"Ibu... aku merindukan mu, aku berjanji akan melindungi anak anak ku sama seperti Ibu melindungi aku. Bahkan saat Ibu telah tiada ibu masih datang melindungi rumah tanggaku dari kehancuran"

Aku menyeka air mataku....

Entah kenapa setiap mengigat Ibu, semagatku untuk melindungi anak anak ku semakin besar.

Ya... Aku harus melindungi anak anak ku dan mempertahankan rumah tangga ini adalah bentuk perlindungan ku pada anak anak ku.

Anakku tidak perlu tau apa yang dilakukan ayahnya dan apa yang aku rasakan.
Mereka harus tetap bertumbuh menjadi anak yang sehat jasmani dan rohani.
Mereka harus tetap tumbuh dan menjadi anak yang memikiki Ayah dan Ibu.

Masalah perasaan ku, biarlah hanya aku yang tau, tidak perlu anak anak ikut merasakan perasaan itu.

Aku hanya bisa membawa suamiku kedalam doa semoga dia menyadari kesalahannya dan dapat memperbaiki diri.
SEBAB hanya perbaikan diri itulah yang bisa mengobati luka hatiku.

Ibu.... Aku merindukan mu

----------

Aku membagikan kisah nyata rumah tanggaku ini sebagai satu bentuk kampanye kepada para suami dimana pun berada "AGAR MENYANYANGI ISTRI".

Para suami...."SAYANGI ISTRI MU DAN CINTAI ANAK MU AGAR REZEKI MU DILIMPAHKAN OLEH TUHAN"

-Saya OPPUNG MITTOP-

Note : Kisah Nyata ini diceritakan oleh seorang wanita yang tidak ingin dipublikasikan namanya dan berdomisili disalah satu Kota di Sumatra.

*WANITA HARUS DILINDUNGI DAN WANITA HARUS BISA MELINDUNGI DIRI SENDIRI
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar