--> Skip to main content

Cicak

Saat sedang rebahan di kasur lepek yang kehabisan ZAT EMPUKNYA, mata saya tertuju pada seekor cicak yang menempel manis di dinding lapuk.

Entah kenapa saya tiba tiba merenung...

Hati kecil saya membatin "BAGAIMANA MUNGKIN HEWAN YANG TIDAK BISA TERBANG MEMANGSA HEWAN YANG TERBANG"

Secara teori tentunya hewan terbang jauh lebih gesit dan lincah dibanding dengan hewan merayap.

Tapi saya kembali tersadar pada sebuah kenyataan bahwa tidak selamanya dalam hidup kita segala hal yang berhubungan dengan logika itu bisa berjalan mulus sesuai rumus.

Saya disadarkan pada satu kenyataan bahwa "TUHAN SUDAH MENGATUR SEMUA APA YANG DIPERLUKAN OLEH SETIAP MAHLUK HIDUP SESUAI DENGAN PORSINYA"

👉Meskipun cicak tidak bisa terbang tapi dia mampu memangsa nyamuk yang terbang lincah
👉Meskipun nyamuk itu kecil tapi dia bisa menghisap darah manusia yang jauh lebih besar ukurannya.
✅ITULAH KEADILAN TUHAN SANG PENCIPTA SEGALA MAHLUK

Harusnya kita manusia bisa belajar dari cicak yang tidak mengerti arti kehidupan tapi menjalani hidup hingga ajal menjemput.
CICAK tidak pernah menyalahkan TUHAN meskipun cicak tidak beragama BERBEDA dengan kita manusia yang selalu menggerutu dan menyalahkan Tuhan atas apa yang kita alami dalam hidup kita.

Kita sering menggerutu dan merasa KURANG MAKAN.
Kita terlalu takut dengan apa yang dinamakan makanan.
Kita merasa selalu kekurangan makanan sehingga kita lupa bahwa Yang Maha Kuasa sudah mengatur segala galanya.
Kita sering kehilangan KASIH sangkin takutnya kita tidak makan.

Tiba tiba saya mengingat pelajaran di sekolah mengenai kebiasaan cicak memutuskan ekornya jika dalam keadaan bahaya.
Ekornya yang putus akan menggeliat meliuk liuk menarik perhatian hewan pemangsa sehingga hewan pemangsa tersebut lalai dan cicak berlari menyelamatkan diri meninggalkan ekornya.

Saya tersadar dan teringat dengan seseorang yang mirip seperti ekor cicak, bahkan saat dia sedang kesusahan dia masih mampu memberikan sedikit rejekinya untuk orang lain yang belum makan.
Dia tidak hanya memikirkan perutnya tapi memikirkan juga perut orang lain yang membutuhkan uluran tangannya.

Saya memandang lagi kearah cicak,
Saya melihat dia merayap lambat namun pasti menuju sela sela lubang kabel listrik.

Saya masih sempat melihat cicak itu berhenti sebentar seolah olah berkata "JANGAN SERAKAH, TUHAN SUDAH MENCUKUPKAN SEMUANYA APA YANG KAMU BUTUHKAN"
sedetik kemudian cicak itu lenyap didalam lubang persembunyiannya.

Saya tersenyum simpul sambil berucap dalam hati "I LOVE YOU CICAK.... SAYA JANJI TIDAK AKAN SERAKAH"
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar